Krisis Kemanusiaan adalah suatu Keadaan Darurat atau Kekacauan Hidup yang dialami umat manusia secara universal, dimana akumulasi maupun asimilasi antar kasus-kasus yang diakibatkan oleh penyimpangan perilaku hidup manusia yang terjadi semenjak awal peradabannya, saat ini telah menyebabkan umat manusia harus menghadapi Multi Dimensi Problema Hidup yaitu : Krisis Mentalitas, Krisis Ke-Iman-an dan Krisis Moralitas yang telah mencapai titik sangat membahayakan serta mustahil untuk dipecahkan atau diselesaikan menggunakan akal pikiran manusia, bahkan Multi Dimensi Problema itu kini telah membelenggu umat manusia untuk keluar dari problema itu sendiri sehingga telah mengakibatkan manusia disatu sisi bertambah brutal meng-ekspresikan hidupnya, sementara disisi lain menjadi rapuh, lemah dan selalu pasrah dalam menghadapi kehidupan ini, yang pada akhirnya Perdamaian Dunia atau Kedamaian Hidup umat manusia kini hanya menjadi angan-angan belaka untuk diwujudkan. Hal itu terjadi karena selama ini umat manusia tidak menjadikan ‘KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA’ yaitu KEBENARAN yang produksi oleh Sang Pencipta, sebagai BAROMETER bagi kehidupan manusia di muka bumi ini. Bila hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka dalam waktu yang tidak begitu lama akan berdampak fatal bagi kelangsungan hidup seluruh manusia yaitu : GAGALNYA MISI UMAT MANUSIA di bumi ini.
SUMBER PENYEBAB ’KRISIS KEMANUSIAAN’
Sumber penyebab Krisis Kemanusiaan yang terjadi dan yang kita alami dizaman ini adalah karena minimnya pengetahuan manusia akan Dasar Pengetahuan Hidup Yang Sesungguhnya, yaitu Dasar-Dasar ’Pengetahuan’ untuk menjalani hidup sesuai ’Target’ atau Kehendak Sang Pencipta dalam Konteks Penciptaan Manusia di bumi ini, ’Pengetahuan’ tersebut mencakup :
- Struktural Alamiah Manusia
- Arti Kehidupan Manusia
- Cara Menjalani Kehidupan Yang Sesungguhnya
- Status/Posisi/Koordinat/Jabatan Umat Manusia di Habitatnya
- Sumber PenyebabTerjadinya Problema Hidup Manusia
- Agama Yang Benar (Berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya)
- Kegunaan Manusia Bagi Penciptanya
- Maksud dan Tujuan Penciptaan Manusia oleh Penciptanya
Minimnya pengetahuan manusia akan Dasar Pengetahuan Hidup Yang Sesungguhnya yaitu ’Pengetahuan’ yang konkrit dan konstruktif tentang ’Cara’ untuk menjalani kehidupan sesuai ’KONTEKS PENCIPTAAN MANUSIA’ tersebut diatas telah secara otomatis menghambat terbentuknya Mental yang mampu memotivasi dan mengendalikan dirinya Sanggup menyesuaikan mekanisme / perilaku hidupnya dengan ’Target’ Penciptaan Manusia di bumi ini.
Mengingat : ”KESANGGUPAN Seseorang Memiliki Ketergantungan Pada MENTAL Dan Terbentuknya Mental Memiliki Ketergantungan Pada ’PENGETAHUAN’ Yang Sesungguhnya”.
Artinya tanpa terlebih dahulu manusia mengetahui ’apa yang menjadi ’Target’ Sang Pencipta untuk menciptakan manusia di bumi ini’ (bukan penafsiran manusia), maka MUSTAHIL bagi manusia dapat menjalani hidup sesuai Kehendak Penciptanya.
Oleh karenanya dalam kenyataan hidup yang kita alami selama ini dapatlah kita jadikan sebagai jawaban dari Uji Materi bahwa minimnya pengetahuan manusia akan Dasar Pengetahuan Hidup Yang Sesungguhnya itu pun telah mengakibatkan manusia ”TIDAK MAMPU” dan tidak akan pernah sanggup mewujudkan PERDAMAIAN DUNIA dan KEDAMAIAN HIDUP yang hakiki selama manusia BELUM MAMPU mengetahui secara konkrit dan konstruktif ’Cara’ menjalani Hidup Secara Benar berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya sesuai Main Frame KONTEKS KEHENDAK SANG PENCIPTA untuk menciptakan manusia di bumi ini.
RANGKAIAN KRISIS KEMANUSIAAN
1. Krisis Mentalitas
Kadar Problema Hidup pada tahap minimnya ’Pengetahuan’ manusia akan Konsep Kehidupan Manusia versi Penciptanya yang ter-Install pada Roh Manusia saja sudah membuat manusia harus mengahadapi Problema yang sangat fatal, yaitu : ’tidak akan pernah mampu menjalani Hidup Secara Benar berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya sesuai Konteks Kehendak Penciptanya, akibatnya MUSTAHIL bagi manusia untuk memiliki Mental yang sanggup menjalani hidup sesuai Konsep Kehidupan versi Penciptanya’.
2. Krisis Ke-Iman-an
Ditambah lagi kadar problema hidup pada tahap berikutnya : yaitu manusia melakukan penyimpangan terhadap Konsep Kehidupan versi Penciptanya, singkatnya umat manusia menciptakan konsep-konsep hidupnya sendiri lalu berpedoman hidup pada Konsep-konsep Hidup Buatan Manusia tersebut, tanpa mereka sadari bahwa berpedoman hidup pada Konsep-konsep buatan manusia itulah yang menjadi Sumber penyebab penyimpangan ’Pola’ Perilaku Hidup Manusia, yaitu dari Pola Kehidupan Yang Sesungguhnya kepada Pola Hidup buatan manusia dan akibatnya bermunculanlah beragam ’Kebenaran’ yang mengandung banyak perbedaan tentang ’Cara’ menjalani hidup Secara Benar ber-Dasar-kan Kebenaran Yang Sesungguhnya.
Padahal Anda mengetahui, kita semua mengetahui bahwa Sosok Sang Pencipta hanya ada Satu, maka seharusnya ’Cara’ Menjalani Kehidupan Manusia versi Penciptanya pun hanya ada Satu.
3. Krisis Moralitas
Disfungsi Mental dan Penyimpangan ’Pedoman Hidup’ yang dilakukan umat manusia menjadikan mereka merasa bahwa Harta/Materi/Uang adalah jalan untuk memperoleh Kebahagiaan Hidup. Hal itu membuat mereka berlomba-lomba menghalalkan segala cara untuk memperoleh Harta/Materi/Uang walau harus mengorbankan nyawa-nyawa manusia sebagai taruhannya, bahkan mereka selalu merasa benar dan merasa bangga akan kekeliruan hidupnya.
4. Krisis Kemanusiaan
Ditambah lagi Problema Hidup pada tahapan berikutnya, yaitu Problema yang ditimbulkan karena adanya akumulasi dan asimilasi antar Problema-problema pada tahapan Krisis Mentalitas dengan Problema-problema pada tahapan berikutnya yaitu problema-problema yang ditimbulkan oleh Krisis Ke-Iman-an dan problema-problema yang ditimbulkan oleh Krisis Moralitas tersebut diatas. Akhirnya Problema Hidup Yang Multi Dimensi itupun menjelma menjadi KRISIS KEMANUSIAAN yang pada kenyataannya ’MUSTAHIL’ untuk diselesaikan menggunakan akal-pikiran manusia.
PROSES TERJADINYA ’KRISIS KEMANUSIAAN’
Secara rinci proses terjadinya Multi Dimensi Problema Hidup yang telah mencapai Krisis Kemanusiaan itu adalah sebagai berikut :
I. Ketidak-mampuan umat manusia untuk mengetahui ’Cara Menjalani Kehidupan Yang Sesungguhnya’ telah menyebabkan manusia berupaya menciptakan cara-cara atau Konsep-konsep hidup yang hanya mampu mereka tafsirkan dan kemudian mereka nyatakan sebagai ’PEDOMAN HIDUP’ untuk menjalani mekanisme hidup yang mereka anggap sesuai dengan tuntutan Penciptanya, pendek kata mereka menyamakan konsep-konsep hidup buatan manusia yang hanya mampu mereka tafsirkan dengan KONSEP KEHIDUPAN MANUSIA versi Penciptanya, tanpa mereka sadari bahwa hal itu pertanda umat manusia telah men-Tuhan-kan buatan mereka sendiri dan tanpa kita sadari pula hal ini pertanda umat manusia telah menjalani hidup yang menyimpang dari FUNGSI ALAMIAHNYA yang konotasi dari penyimpangan tersebut adalah ’Suatu bentuk perlawanan terhadap Penciptanya’. Selanjutnya penyimpangan fungsi yang disebabkan peralihan dari Konsep Kehidupan versi Sang Pencipta kepada konsep-konsep kehidupan buatan manusia itupun menyebabkan ketidak-sesuaian mekanisme hidup manusia dengan Fungsi Alamiahnya, dan akhirnya ketidak-sesuaian mekanisme hidup manusia dengan Fungsi Alamiahnya itu pun mengakibatkan umat manusia harus menghadapi ’Problema Hidup Yang Multi Dimensi’, sebagai konsekwensi atas segala ’bentuk perlawanan terhadap Penciptanya’ yang diawali oleh polemik-polemik berikut ini :
1. Konsep Agama
- Ketidak-mampuan umat manusia untuk mengetahui secara konkrit dan konstruktif tentang Agama Yang Benar berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya telah menyebabkan umat manusia melakukan penafsiran-penafsiran yang akhirnya mengemas penafsiran-penafsiran tersebut menjadi Konsep-Konsep Agama.
- Konsep-Konsep Agama yang dihasilkan dari penafsiran-penafsiran itupun kemudian mereka jadikan sebagai ’Pedoman’ untuk menjalani kehidupan yang mereka anggap sesuai dengan versi Penciptanya.
- Mereka tidak menyadari bahwa ber-Pedoman Hidup pada Konsep Agama yang dihasilkan dari penafsiran-penafsiran itu sama saja mereka telah men-Tuhan-kan Konsep Agama mereka
- Terjadilah beragam Konsep Kehidupan Manusia versi-versi Sang Pencipta (terbukti beragamnya aliran Agama yang dianut manusia diseluruh dunia).
- Manusia baik secara perorangan maupun kelompok selalu merasa dan selalu mengklaim konsep-konsep Agama merekalah yang paling benar, bukankah bila berbicara Agama berarti dilarang keras bersaksi Dusta ...???
- Kemudian menyebabkan saling membenci antar umat beragama.
- Berkiat keras membela ’Kebenaran’ konsep-konsep Agama mereka, akhirnya mereka pun tidak segan-segan mengorbankan materi dan jiwa-jiwa manusia sebagai taruhannya, walaupun ’kebenaran’ yang mereka bela adalah ’kebenaran’ yang pada hakekatnya mengandung banyak perbedaan, bukan KebenaranYang Sesungguhnya.
- Anda mengetahui, kita semua mengetahui bahwa Sosok Sang Pencipta hanya ada Satu, maka seharusnya ’Cara’ Menjalani Kehidupan Manusia versi Penciptanya pun hanya ada Satu.
- Mereka tidak menyadari bahwa ”Kebenaran” sama sekali bukan untuk dibela, akan tetapi ”Kebenaran”lah yang akan membela kita, bila kita telah melakukan ”Kebenaran” Yang Sesungguhnya. Contoh : ada seseorang yang akan dihakimi masa karena dituduh melakukan pencurian, namun karena ’Kebenaran Yang Sesungguhnya’ membuktikan bahwa ia bukanlah yang melakukan pencurian itu, maka orang tersebutpun langsung dibebaskan . . !
- Agama Yang Benar ber-Dasar-kan Kebenaran Yang Sesungguhnya adalah Agama Yang Hidup yaitu sosok ROH MANUSIA yang ada pada Diri setiap manusia, karena Roh Manusia itu adalah ’Spora’ Diri Penciptanya. Hal ini akan dirinci secara konkrit dan konstruktif pada buku yang judul REVOLUSI MENTAL – ’Perang Global’ pada segment Agama Yang Benar (berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya).
2. Konsep Ekonomi
- Konsep ini dikemas oleh manusia karena merasa bahwa Materi/Harta/Uang adalah ’Cara’ untuk meraih kedamaian dan kebahagiaan hidup di bumi ini, sehingga mereka berlomba-lomba menghalalkan segala cara untuk memperoleh Materi/Harta/Uang.
- Mereka berlomba untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan modal yang sekecil-kecilnya.
- Memperoleh Keuntungan mengunakan tipu daya
- Keserakahan, korupsi, perampasan harta
- Terjadilah Perang ekonomi, penjajahan terselubung
3. Konsep Hukum - Kekuasaan
- Konsep ini dibuat manusia karena terobsesi bahwa Hukum dan Kekuasaan adalah cara yang tepat untuk meraup kelimpahan Materi/Harta/Uang.
- Tanpa harus merasa bersalah, mereka melakukan penindasan, pelanggaran Hak Azasi Manusia dengan menggunakan Hukum-hukum buatan mereka
- Agar Kekuasaan mereka selalu eksis, mereka mempublikasikan kesalahan pihak lain, tetapi menutupi kesalahannya sendiri melalui Konsep-konsep Hukum
- Terjadilah kompetisi saling Kuasa-mengkuasai
- Jual-Beli Hukum, Manipulasi data, penindasan, pemaksaan kehendak
4. Konsep Politik
- Demi menyempurnakan Konsep Hukum dan Kekuasaan, mereka berlomba-lomba menggunakan Konsep Politik untuk mensiasati dan berkelit melebur segala kesalahan- kesalahan mereka.
- Terjadilah saling memutar-balikkan fakta, Opini Palsu, Kebohongan publik, Fitnah.
- Akhirnya yang benar disalahkan, yang salah membenarkan diri.
- Maka terjadilah adu-domba, dendam, teror yang memicu konflik dan peperangan
5. Konsep Agen Rahasia
- Konsep ini membuat manusia rela membohongi diri sendiri atau Nurani mereka demi kepentingan kelompoknya.
- Melakukan kejahatan terselubung, memata-matai, sabotase.
- Rekayasa, Fitnah, Manipulasi, Bersaksi Dusta.
- Terjadilah saling menebarkan kebencian, menghasut memicu Perang Saudara.
6. Konsep Angkatan Bersenjata & Persenjataan
- Manusia saling berlomba mempersiapkan Angkatan Bersenjata dan Persenjataan dikala Konsep Hukum-Kekuasaan, Konsep Politik dan Konsep Agen Rahasia tidak lagi mampu kompromi untuk meraih keuntungan Materi/Harta/Uang sebanyak-banyaknya.
- Saling berlomba menciptakan persenjataan
- Persaingan menciptakan keamanan dan kedamaian semu dengan mengunakan kekerasan dan ancaman persenjataan.
- Terjadilah Peperangan, Pembunuhan Massal
7. Asimilasi Antar Polemik
- Dan akhirnya Akumulasi dan Asimilasi antar polemik yang ditimbulkan konsep-konsep itupun makin tidak terelakkan, sehingga memaksa umat manusia harus menghadapi Problema Hidup dalam skala besar yang membawa kepada penderitaan yang berkepanjangan dan tak dapat terselesaikan hingga kapanpun, yang ada bahwa hari demi hari Problema Hidup yang dihadapi manusia semakin sulit dan bahkan MUSTAHIL untuk diselesaikan . . . !!!
- Terjadilah kekecewaan, lemah, pasrah, mudah tersinggung, kebencian, dendam, Amarah, teror yang mencapai titik Kekacauan Hidup yang tak terelakkan.
II. Ketidak-mampuan umat manusia memahami secara konkrit dan konstruktif tentang ’Arti Kehidupan Manusia’ Yang Sesungguhnya di bumi ini telah membuat manusia mengartikan lalu mengekspresikan kehidupan ini dengan cara yang berbeda-beda yang pada akhirnya perbedaan-perbedaan itupun melahirkan polemik maupun konflik-konflik antar sesamanya manusia . . . !!!
III. Ketidak-mampuan umat manusia mengetahui secara konkrit dan konstruktif tentang ’Sumber Penyebab Terjadinya Problema Hidup Manusia’ telah membuat umat manusia tidak mampu mengatasi problema hidupnya secara pribadi, apalagi menyelesaikan problema-problema hidup sesamanya manusia, dan selanjutnya secara Global telah membuat umat manusia disatu sisi bertambah brutal dalam mengekspresikan hidupnya, sedangkan disisi lain menjadi lemah, rapuh, pasrah dan bahkan hanya mampu merengek memohon berkah kepada Penciptanya, tanpa menyadari bahwa manusia diciptakan oleh Sang Pencipta telah dibekali ’KESEMPURNAAN FASILITAS’ yang setiap saat dapat diakses untuk menyelesaikan segala dimensi Problema Hidupnya selama hidup di bumi ini . . !!!
IV. Ketiddak-mampuan umat manusia mengetahui secara konkrit dan konstruktif tentang ’Kegunaan Manusia Bagi Penciptanya’ telah membuat umat manusia selama ini menjalani hidupnya dengan sia-sia.
V. Ketidak-mampuan umat manusia mengetahui secara konkrit dan konstruktif tentang ’Maksud’ dan ’Tujuan’ Sang Pencipta untuk menciptakan manusia di bumi ini, telah membuat umat manusia tidak akan pernah mampu mencapai Tujuan Hidup Yang Sesungguhnya di bumi ini . . . !!!
BUKTI-BUKTI NYATA KRISIS KEMANUSIAAN
1. Sekian banyak aliran Agama dan Kepercayaan yang telah dibimbing oleh para Dewa, para Nabi, para Rasul, para Pemuka Agama dan para Ahli Kitab diseluruh bumi ini untuk ’menuntun’ umat manusia agar dapat menjalani kehidupan yang sesuai Kehendak Penciptanya.
2. Sekian banyak Sekolah-sekolah Tinggi Ilmu ke-Agama-an untuk menggali ’Pengetahuan’ akan Kuasa Penciptanya.
3. Sekian banyak Kitab-kitab Suci yang diproduksi oleh umat manusia sebagai ’Pedoman’ bagi kebenaran perilaku hidup manusia.
4. Sekian banyak para Raja, para Perdana Menteri, para Presiden, para Menteri dan para Pejabat yang disumpah untuk menjalani roda pemerintahan yang adil dan bijaksana selama peradaban manusia.
5. Sekian banyak para Jendral, para Komodor, para Marsekal yang mengerti secara konkrit dan konstruktif tentang kedaulatan setiap negara.
6. Sekian banyak para Hakim, para Jaksa dan para Jendral Polisi yang ditugaskan untuk menegakkan Keadilan.
7. Sekian banyak orang-orang Jenius, Profesor, Doktor, Master, Pakar dan Orang–orang Sakti sebagai pelengkap yang diharapkan dapat menunjang terwujudnya Kedamaian Hidup umat manusia di bumi.
Namun kesemua itu tak memiliki arti yang signifikan (tidak memenuhi kapasitas) bagi terwujudnya dunia yang aman dan damai untuk menjalani kehidupan ini, terbukti dari semakin merajalelanya penyimpangan hidup manusia, seperti : saling membenci antar umat beragama, perang antar umat beragama, keserakahan, meraih keuntungan menggunakan tipu-daya, korupsi, perampasan harta, yang benar disalahkan, yang salah membenarkan diri, manipulasi data, penindasan, pemaksaan kehendak, pelanggaran Hak Azasi Manusia, intervensi, opini palsu, kebohongan publik, adu-domba, dendam, teror, kejahatan terselubung, rekayasa, fitnah, menciptakan kedamaian dengan kekerasan, pembunuhan massal dan peperangan, yang semua itu terjadi tak ada hentinya selama peradaban manusia, tanpa disadari poin-poin tersebut diatas justru telah melahirkan ’Multi Dimensi Problema Hidup’ yang telah mencapai titik ’Krisis Kemanusiaan’ dan ta’kan pernah, atau bahkan MUSTAHIL mampu diselesaikan dengan menggunakan akal pikiran manusia . . . !!!
Mengapa hal ini dapat terjadi . . . ???
Manusia adalah buatan Sang Pencipta, maka tidak dapat terlawan oleh Konsep-konsep Agama, Kitab-kitab, Perundangan, Hukum Perdata, Hukum Pidana, Aturan dan Peraturan serta Jabatan dan Gelar-gelar seperti tersebut diatas, karena semua itu adalah Konsep-konsep yang tercipta dari Institusi-institusi buatan manusia, dengan kata lain : ”Konsep-konsep Buatan Manusia tidak akan mampu melawan buatan Sang Pencipta yaitu Manusia, karena buatan manusia bila dibandingkan dengan buatan Sang Pencipta adalah Bukan Peringkatnya”.
KLIMAKSNYA
KRISIS KEMANUSIAAN
KRISIS KEMANUSIAAN yang saat ini sedang dihadapi umat manusia telah mengakibatkan kebuntuan untuk mewujudkan Perdamaian Dunia dan Kedamaian Hidup bagi manusia, baik secara individu, secara kelompok maupun secara universal, yang ada umat manusia hanya terbelenggu dan tidak mampu menyelesaikan ”Multi Dimensi Problema Hidup” yang timbul akibat :
1. Saling Membenci Antar Umat Beragama, Perang Antar Umat Beragama
2. Penipuan, Korupsi, Keserakahan, Perampasan Harta
3. Perbudakan, Penjajahan Terselubung
4. Opini Palsu, Fitnah, Teror, Adu Domba
5. Amarah, Konflik antar Golongan/Kelompok
6. Pelanggaran Hak Azasi Manusia, Dendam, Peperangan, Pembunuhan Massal
7. Manusiapun disatu sisi bertambah brutal dan disisi lain mengalami frustrasi, Lemah, Rapuh dan mengalami penderitaan yang berkepanjangan
Bila hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka dalam waktu yang tidak begitu lama akan mencapai Klimaks-nya dan berdampak fatal bagi kelangsungan hidup seluruh manusia yaitu : GAGALNYA MISI UMAT MANUSIA di bumi ini.
SOLUSI BAGI
KRISIS KEMANUSIAAN
Oleh sebab itu, untuk mencegah Krisis Kemanusiaan mencapai titik Klimaks-nya, maka penulis mengambil inisiatif melakukan riset, melakukan Uji Materi, menerjemahkan dan menjabarkan rangkaian Kuasa Ilahi secara ’Netral’, lalu merangkumnya kembali menjadi konsep REVOLUSI MENTAL-’Perang Global’ yaitu Konsep yang menerangkan secara konkrit dan konstruktif tentang Proses Pembenahan Disfungsi Mental Manusia dengan menggunakan
’K U A S A I L A H I ’
sebagai ’Alat’ untuk mengembalikan Mental umat manusia kepada Tekstur Mental Manusia Seutuhnya, yaitu Mental yang sanggup meng-Aplikasikan secara maksimal Kesempurnaan yang terkandung pada ’ROH’ yang dibekali Penciptanya dalam dirinya. Kesempurnaan ’ROH’ Manusia bukan hanya mampu memotivasi dan menjadikan setiap manusia sanggup mencegah Klimaksnya Krisis Kemanusiaan, yaitu Kegagalan Misi Umat Manusia di bumi ini, akan tetapi ’ROH’ Manusia pun SANGGUP memotivasi dan mengendalikan diri setiap manusia memperoleh ’Penyempurnaan Dirinya’ sebagai upah perilaku atas Berhasilnya Misi Umat Manusia sesuai ’Target’ Penciptanya.
Metode ini ditempuh penulis karena ’ROH MANUSIA’ (’Spora’ Diri Sang Pencipta) yang ada pada diri setiap manusia, dijadikan ’ANDALAN ’ oleh Sang Pencipta untuk menuntaskan Misi Penciptaan Manusia di bumi ini.
Multi Dimensi Problema Hidup yang dihadapi bangsa Indonesia dan Krisis Kemanusiaan yang dialami umat manusia Dunia yang saat ini sedang terjadi adalah sebagai konsekwensi karena selama ini umat manusia menjalani kehidupan yang menyimpang dari ’Konsep Kehidupan versi Penciptanya’. Hal ini dilakukan manusia disebabkan karena dampak minimnya Pengetahuan manusia akan Kebenaran Yang Sesungguhnya tentang :
- Dasar Pengetahuan Hidup (Yang Sesungguhnya)
- Agama Yang Benar (Berdasarkan Kebenaran Yang Sesungguhnya)
- Misi Umat Manusia (sesuai ’Target’ Penciptanya)
Artinya minimnya ’Pengetahuan’ yang konkrit dan konstruktif akan Kebenaran Yang Sesungguhnya tersebut diatas telah menjadikan umat manusia terpaksa berupaya manjalani hidupnya berpedoman kepada konsep-konsep hidup buatan Manusia. Namun tanpa kita sadari (sampai saat ini), ternyata upaya untuk berpedoman hidup pada konsep-konsep buatan manusia itulah yang justru telah mengakibatkan umat manusia harus menghadapi Multi Dimensi Problema Hidup dan Krisis Kemanusiaan yang terjadi sebagai konsekwensi atau dengan kata lain sebagai upah perilaku atas penyimpangan terhadap ’Kebenaran Yang Sesungguhnya’ sehingga telah menyebabkan adanya ’ketidak-sesuaian antara mekanisme kehidupan manusia (perilaku manusia) dengan mekanisme wujud Kuasa Sang Pencipta yaitu Mekanisme Kehidupan Alam sebagai Habitat Manusia’, bahkan yang lebih membahayakan lagi bahwa berpedoman hidup pada konsep-konsep kehidupan buatan Manusia tersebut, konotasinya adalah sebagai wujud perlawanan atau kejahatan berencana manusia terhadap Penciptanya.
Multi Dimensi Problema Hidup yang dihadapi bangsa Indonesia dan Krisis Kemanusiaan yang dialami umat manusia Dunia ta’kan dapat diselesaikan menggunakan Akal Pikiran Manusia.
Multi Dimensi Problema Hidup yang dihadapi bangsa Indonesia dan Krisis Kemanusiaan yang dialami umat manusia Dunia, hanya dapat diselesaikan melalui Proses me-Revolusi Mental umat manusia dengan menggunakan ’Kebenaran Yang Sesungguhnya’ yaitu ’KUASA ILAHI’ terutama yang terdapat dalam Diri setiap manusia dan merupakan ’Jaminan’ Yang Hidup yang memang sengaja dipersiapkan Sang Pencipta untuk dipergunakan (manusia) agar umat manusia selalu sanggup menyesuaikan mekanisme hidupnya dengan Konteks Kehendak Penciptanya. Artinya bila umat manusia Berpedoman Hidup pada ’Kebenaran Yang Sesungguhnya’ yaitu Kuasa Ilahi yang ada pada Diri setiap manusia (Roh Manusia), maka umat manusia akan menjadi sanggup menciptakan kesesuaian antara mekanisme hidup manusia dengan Mekanisme Kehidupan Alam sebagai Habitat-nya. Artinya kesesuaian antara mekanisme hidup manusia dengan Mekanisme Kehidupan Alam sebagai Habitat-nya akan membawa umat manusia ta’kan lagi menghadapi Segala Dimensi Problema Hidup dan Krisis Kemanusiaan. Akan tetapi yang terjadi adalah umat manusia bukan hanya sanggup mewujudkan Perdamaian Dunia dan Kedamaian Hidup setiap manusia, bahkan umat manusiapun akan sanggup menyelesaikan MISI UMAT MANUSIA sesuai ’Target’ atau Kegunaan maupun Maksud dan Tujuan Sang Pencipta menciptakan manusia di bumi ini.
Penggunaan Kuasa Ilahi atau ’Kebenaran Yang Sesungguhnya’ yang disajikan oleh Pilar Perimbangan Alam (PIPA) untuk menyelesaikan Multi Dimensi Problema Hidup yang dihadapi bangsa Indonesia dan Krisis Kemanusiaan yang dialami umat manusia secara universal yang saat ini hampir mencapai klimaksnya, merupakan Satu-satunya cara bagi bangsa Indonesia pada khususnya dan umat manusia dunia pada umumnya, untuk menjadi Sanggup mewujudkan Perdamaian Dunia maupun Kedamaian Hidup umat manusia di bumi ini . . . !!
Oleh karena Metode dalam Konsep Revolusi Mental menggunakan Kuasa Ilahi sebagai satu-satunya alat yang mampu menjadikan umat manusia sanggup mewujudkan Perdamaian Dunia dan Kedamaian Hidup bagi umat manusia, bahkan Tuntasnya Misi Penciptaan Manusia di bumi sesuai Harapan Penciptanya, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa, bagi setiap manusia untuk menjadikan Dirinya Sanggup menjalani kehidupannya Secara Benar sesuai ’Target’ Penciptanya.
Sangat menarik, dan terima kasih
BalasHapus